-->

Bolehkah Berdo'a Buruk Bagi Yang Menzalimi Kita?

Bolehkah Berdo'a Buruk Bagi Yang Menzalimi Kita? - Pernahkah kamu merasa dizalimi? Apa yang kamu rasakan ketika dizalimi? Sekilas pertanyaan itu akan mengingatkan kita pada peristiwa-peristiwa terpenting tergolong perbuatan yang menzalimi diri kita.

Secara manusiawi orang yang pernah dizalimi akan merasa sakit hati dan setiap orang pasti tidak suka mengalaminya sehingga saat terzalimi dia akan berbuat apa saja agar tershindar dari kezaliman itu bahkan jika mampu ia akan menghentikan kezaliman atas dirinya dengan tenaganya atau lisannya.
Bolehkah Berdo'a Buruk Bagi Yang Menzalimi Kita?
Image: islamidia.com
Baca juga:

Namun, bagaimana jika ia tidak memiliki kemampuan? Boleh jadi, do'a menjadi senjata terakhir bagi orang yang dizalimi, ia akan memohon kepada Allah SWT. atas kezaliman yang dialaminya dan meminta kebinasaan untuk orang yang telah berbuat zalim kepadanya. Namun sebenarnya, bolehkah hal ini dilakukan? Berikut penjelasannya.

Allah Akan Mengabulkan Do'a Orang yang Dizalimi

Sahabat baismi, pada dasarnya Allah SWT. memang akan mengabulkan do'a orang yang terzalimi. Dalam hal ini Rasulullah SAW. bersabda yang artinya:

"Tiga orang yang tidak akan ditolak do'anya: orang puasa sampai ia berbuka, imam yang adil, dan do'a orang yang dizalimi". (Hadits Riwayat At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW. juga berpesan kepada Mu'adh Ibn Jabal saat mengutusnya ke Yamar:

"Dan takutlah do'a orang terzalimi, karena tidak ada hijab (penghalang) antara ia dengan Allah". (Muttafaq 'Alaih).

Lalu, bagaimana hukum mendo'akan keburukan bagi orang yang zalim?

Hukum Mendo'akan Keburukan Bagi yang Zalim

Bagi orang yang mengalami kezaliman orang lain apalagi musuhnya, maka hal ini bukanlah suatu kesalahan, bukan pula aib, jika dia berkata keras dan kasar dan juga do'a buruk kepada orang yang menzaliminya sebagai hujjah dan jelas bahwa orang tersebut memang telah berbuat zalim.

Disebutkan pula dalam tafsir Al-Muyassar bahwa Allah tidak menyukai seseorang yang mengeraskan ucapan buruk dengan suara keras tetapi dibolehkan bagi orang yang dianiaya kepada orang yang menganiaya dirinya keburukan itu untuk menjelaskan kezalimannya.

Hal ini ditegaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah bahwa tidak mengapa bagi manusia untuk mendo'akan orang yang telah menzaliminya sejauh kadar kezalimannya itu. Jika dia berdo'a untuk orang yang menzaliminya sejauh kadar kezalimannya, maka itulah yang bijak dan Allah SWT. mengabulkan do'a orang yang dizalimi.

Karena itulah Nabi Muhammad SAW. menasehati kita agar hati-hati dengan do'a orang dizalimi karena tidak ada penghalang antara mereka dengan Allah SWT.

Rasulullah tidak Mendo'akan Keburukan Bagi Orang yang Beriman

Satu hal yang pasti bahwa do'a tersebut tidak Rasululah tujukan untuk sesama kaum beriman sebab tidak mungkin Beliau dianiaya oleh orang-orang beriman dan Beliau sendiri sangat mengasihi umat-Nya. Do'a itu Beliau tujukan kepada musuh-musuhnya kaum kufar dan bagi orang-orang yang telah menganiaya diri-Nya dan menghalangi dakwah-Nya. Do'a ini bagian dari sikap tegas terhadap orang-orang yang kafir dan musuh.

Pada zaman dahulu Nabi Isi 'Alaihissalam juga berdo'a untuk kaum yang durhaka, ini ditulis dalam firman Allah yang artinya:

"Jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Qur'an Surat Al Maidah Ayat 118).

Sahabat baismi, sudah menjadi sejarah dan tidak ada satupun yang menolaknya bahwa para ulama islam dari zaman ke zaman termasuk di Indonesia ketika penjajahan dahulu mereka berdo'a kepada keburukan dan kehancuran bagi musuh-musuhnya. Itu semua bukan berarti umat islam tidak memiliki kasih sayang tidak pula bermakna anti perdamaian tetapi memang itulah salah satu senjata orang berperang, senjata orang yang terjajah yakni dengan berdo'a.

Do'a yang berisi meminta kemenangan dari musuh dan meminta kehancuran dan kekalahan yang ditimpakan kepada musuh dan hal ini dibenarkan oleh syari'at, akal, serta tradisi perperangan.

Baca juga:

Sahabat baismi, dari sini dapat kita ambil pelajaran bahwa hendaknya kita jangan mezalimi saudara kita, mereka bisa saja berdo'a untuk kita dengan keburukan apapun yang dia inginkan menimpa kita.

Dan bagi kita yang merasa terzalimi semoga kita diberi kelapangan untuk memaafkan kesalahan-kesalahan orang yang pernah menzalimi kita, dan Allah berkenan menjaga hati kita dari dendam yang dihembuskan oleh syaitan dan semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi kita dan menambah wawasan kita. Aamiin.