-->

Bekerja Dalam Islam Memudahkan Rezeki

Bekerja Dalam Islam Memudahkan Rezeki - Sahabat baismi. Mengapa banyak dari kita yang masih mengeluh banyak bekerja tapi masih sedikit rezekinya? Saat ini banyak orang mengira bahwa rezeki masih jauh darinya.

Allah Swt. menjadi sumber penyebab dari segala rezeki. Pekerjaan yang kita lakukan bukanlah semata-mata penyebab datangnya rezeki tapi hanyalah salah satu media agar Allah berkenan memberikan sedikit yang dimiliki-Nya kepada kita.
Bekerja Dalam Islam Memudahkan Rezeki
Image: database-artikel.blogspot.com
Dengan demikian, kita sebagai manusia tetap diwajibkan untuk berusaha sekuat tenaga dalam upaya mencari ridho Allah dan bertaqwa. Karena dengan itu Allah menjanjikan hal indah untuk hamba-Nya. Allah Swt. berfirman:

"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah. niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (Al-Qur'an Surat Ath Tholaq Ayat 2-3).

Baca juga:

Bekerja Dalam Islam Memudahkan Rezeki

Sahabat baismi. Sekitar 90 juta jiwa penduduk Indonesia adalah pekerja. Namun amat disayangkan tingkat angkatan kerja belum diimbangi oleh kualitas yang memadai. Riset menunjukan produktivitas Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand bahkan Fitnam.

Rendahnya produktivitas kerja membuat negeri tercinta ini tak mudah bersaing ditingkat regional. Sungguh ironi, penduduk yang mayoritas muslim justru tertinggal dari negeri lain. Padahal bekerja bagi seorang muslim bukanlah beban tapi justru bernilai ibadah. Allah Swt. Berfirman:

"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan". (Al-Qur'an Surat At Taubah Ayat 105).

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita untuk bekerja dan Allah pasti membalas semua apa yang telah kita kerjakan. Yang paling unik dalam ini adalah penegasan Allah bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar. Sebab kalau motivasi bekerja tidak benar, Allah akan membalas dengan cara memberi azab. Sebaliknya kalau motivasi itu benar, maka Allah akan membalas pekerjaan itu dengan balasan yang lebih baik dari apa yang kita kerjakan.

Mendapatkan kehidupan yang baik dan pahala di akhirat

Dalam ayat lain Allah Swt. berfirman:

"Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik apa yang telah mereka kerjakan". (Al-Qur'an Surat AN Nahi Ayat 97).

Maka seorang yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan dapat di kategorikan sebagai amal soleh dengan syarat perusahaannya tidak memproduksi, menjual atau mengusahakan barang-barang yang haram. Dengan demikian, maka seorang karyawan yang bekerja dengan benar akan menerima dua imbalan, yaitu imbalan di dunia dan imbalan di akhirat.

Hal yang menarik dari ayat ini adalah balasan Allah langsung di dunia berupa kehidupan yang baik atau rezeki yang halal dan balasan di akhirat dalam bentuk pahala. Dalam surat lain Allah Swt. befirman:

"Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal soleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik". (Al-Qur'an Sura Al Kahfi Ayat 30).

Ayat ini menegaskan bahwa balasan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan manusia pasti Allah balas dengan adil. Allah tidak akan berlaku zalil dengan cara menyia-nyiakan amal hamba-Nya. Rasulullah Saw. bersabda:

"Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat, sedekah, atau pun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan". (Hadits Riwayat Tabrani).

Berdasarkan hadits ini sangat jelas betapa tingginya kedudukan bekerja dalam islam. Islam mengajarkan bahwa dalam hidup ini sudah seharusnya kita bekerja keras. Allah sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras dalam hidupnya. Sehingga hanya bekerja yang sungguh-sungguh dosa dapat dihapuskan oleh Allah Swt.

"Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam hari itu ia diampuni Allah". (Hadits Riwayat Ahmad).

Pekerjaan yang paling baik

Rasulullah Saw. pernah ditanya "Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjawab, 'Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik'". (Hadits Riwayat Ahmad dan Baihaqi).

Dalam islam, bekerja bukan sekedar memenuhi kebutuhan perut tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi karena bekerja dalam islam menempati posisi yang teramat mulia.

Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri karena bekerja merupakan kewajiban maka tak heran jika Umar bin Khatab pernah menghalau orang yang ada di mesjid agar keluar untuk mencari nafkah. Umar tak suka melihat orang yang pada siag hari tetap asyik duduk di mesjid sementara sang mentari sudah terpancar bersinar.

Sahabat baismi. Bekerja adalah wajib. Namun bukan berarti yang penting kerja tanpa memperhatikan standar dan budget. Rasulullah Saw. bersabda:

"Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil...". (Hadits Riwayat Ahmad).

Hadits ini memberikan penegasan bahwa bekerja haruslah maksimal. Apa yang dimaksud maksimal? Bekerja maksimal bukan berarti berlama-lama dikantor tapi dia mampu menghasilkan lebih banyak dari orang lain. Menghasilkan lebih banyak ini disebut produktivitas karena lama-lama dikantor dengan hasil yang sama bukan produktif justru kontra poduktif bisa menambah beban orang orang. Tapi jika bekerja sesuai dengan ketentuan tapi hasilnya maksimal, itu yang disebut produktif. Dengan begitu, bekerja produktif berarti bukan masalah durasi bekerja tapi seberapa banyak yang bisa dihasilkan.

Pekerja produktif jika hasil lebih dari target

Saat ini seorang pekerja sering perhitungan dengan instansi tempat bekerja. Misalnya ketentuan kerja delapan jam. Jika seorang karyawan bekerja dengan durasi waktu itu saja dan target hasil yang dikenakan oleh manajemen tentu belum termasuk dalam kategori produktif tapi hanya memenuhi kewajiban atau sama saja dengan menggugurkan yang wajib. Seorang karyawan bisa dikatakan produktif jika mendapatkan hasil yang lebih dari target yang ditetapkan.

Terkadang seorang karyawan sering punya perhitungan sendiri, mereka mengukur produktivitas hanya dengan gaji. Padahal gaji itu sebuah akibat bekerja atau tidak, maksimum atau tidak tiap bulan pasti akan mendapat gaji. Maka seseorang hendaknya  fokus pada pekerjaannya, fokus dengan memaksimalkan hasil kalau pekerjaan melebihi tugas yang ditetapkan dan mendapat hasil yang maksimal. Itu adalah prestasi dan disitulah nilai produktivitasnya dan nilai mahalnya kita.

Produktivitas bukan berarti berlama-lama dikantor tapi apa yang dihasilkan dengan waktu yang disedia.

Jangan membuat perhitungan dengan gaji yang di dapat

Ketika kita mengukur sesuatu dengan gaji, maka akan menjauhkan konsep pahala dalam bekerja malah yang ada hitung-hitungan. Misalnya kemampuan kita sepuluh, tapi kita tidak mau mengeluarkan kemampuan kita kecuali dua karena kita digaji hanya  untuk dua. Dengan begitu tidak akan dikeluarkan potensi yang sebenarnya. Hal demikian adalah kufur nikmat karena Allah Swt. memberi kemampuan sepuluh, maka saat bekerja harus memaksimalkan pekerjaan hingga mencapai sepuluh atau dengan mengerjakan seluruh potensinya.

Baca juga:

Bekerja disebuah perusahaan atau instansi apa pun bukan berarti hanya membantu pemilik usaha menjadi berlebih tapi yang perlu diingat ada misalnya 200 karyawan yang sedang bekerja ditempat itu. Ketika kita bekerja maksimal berarti telah menyumbang untuk mengurangi persentase perusahaan itu bangkrut. Jika perusahaan tutup, 200 orang kali satu istri atau suami dikali dua anak dikali empat berarti 800 orang akan menggangur tapi jika bekerja maksimal, 800 orang itu akhirnya punya penghasilan, 800 orang itu bisa beribadah. Kita bisa memndapatkan bagian dari Allah Swt. sebagaimana dijanjikan Allah Swt.

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya". (Al-Qur'an Surat Al Zalzalah Ayat 7).

Inilah konsep kebaikan berbalas kebaikan yang dikenal dengan tarik menarik, semuanya akan kita berikan kepada Allah semata dan akan kembali kepada kita.

Sahabat baismi, itulah artikel tentang bekerja dalam islam memudahkan rezeki bagi setiap umat manusia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua pekerja dan menjalankan pekerjaan itu sesuai dengan ajaran islam.