-->

Mitos Kebenaran Akan Pertanda Dan Firasat

Mitos Kebenaran Akan Pertanda Dan Firasat - Beberapa pertanda atau mitos yang ternyata tebukti secara ilmiah tentu saja tidak lagi disebut mitos seperti melihat pertanda dari kondisi alam. Para pendaki gunung yang berpengalaman tahu jika mata air dipergunungan mulai beracun atau muncul gas beracun adalah pertanda gunung tersebut akan meletus.

Demikian pula ketika suatu titik di atmosfir mengalami penurunan tekanan dan suhu 10% lebih tinggi dibanding sebelumnya adalah pertanda akan terjadi badai atau tornado. Ketika rawa-rawa mengeluarkan gas metana ini pertanda menjelang badai. Mendung adalah pertanda hujan.
Mitos Kebenaran Akan Pertanda Dan Firasat
Image: fierthink.blogspot.com
Maka keyakinan hal seperti ini tentu saja tidak termasuk perbuatan syirik. Tanda-tanda musibah atau bencana dari alam adalah sesuatu yang ilmiah dan dapat dipercaya karena berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah teruji.

Baca juga:

Mitos Kebenaran Akan Pertanda Dan Firasat

Beberapa mitos tentang ajaran yang tidak bertentangan dengan islam maka mitos seperti ini yang perlu dilakukan. Cukup meneruskan pemahaman tanpa harus menghilangkan maksud dan tujuan mitos tersebut seperti larangan tidur pagi. Menurut mitos, rezeki orang yang tidur pagi akan dipatok ayam.

Sahabat baismi, dalam ajaran islam meski tidak ada dalil atau larangan tidur sesudah subuh tapi apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabatnya patut kita simak.

Dari Samak bil Haq, aku bertanya pada Jabir bin Samurah: "Apakah Anda sering menemani duduk Rasulullah Saw.?", jawaban Jabir bin Samurah: "Ya, sering". Rasullullah Saw. tidaklah meninggalkan tempat Beliau menunaikan sholat subuh sehingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit maka Beliau pun bangkit meninggalkan tempat tersebut. Tekadang para sahabat berbincang-bincang tentang masa jahiliah yang telah mereka lalui kemudian mereka tertawa-tawa, sedangkan Nabi Saw. hanya tersenyum-senyum saja mendengarkan hal tersebut. (Hadits Riwayat Muslim).

Contoh lain mitos larangan bersiul dimalam hari karena akan mengundang setan. Arti bersiul atau mengeluarkan suara yang berisik dimalam hari akan mengganggu orang lain karena malam hari merupakan waktu untuk istirahat dan membutuhkan suasana tenang.

Beberapa mitos yang sifatnya ghaib jika tidak semuanya dilarang, kita mengenal istilah pertanda. Tidak semua pertanda itu salah atau hanya sekedar mitos. Terdapat beberapa pertanda yang bisa kita percayai yang memang telah dijelaskan Al-Qur'an dan hadits Nabi Saw.

Pertanda dari mimpi contohnya. Bahkan bagi seorang Nabi mimpi menampakan wahid seperti kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam yang menerima perintah menyembelih anaknya Ismail 'Alaihissalam justru lewat mimpi. Rasulullah Saw. bersabda:

"Mimpi seorang muslim merupakan bagian dari empat puluh enam bagian kenabian". (Hadits Riwayat Muslim).

Hal yang sama dijelaskan dalam hadits lain dari Ibnu Abbas, ia berkata ketika sakit Rasulullah Saw. membuka tirai jendelanya, sementara barisan orang-orang berada di belakang Abu Bakar, lalu Beliau bersabda:

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kabar kenabian (wahyu) telah tiada, kecuali mimpi yang baik yang dimimpikan oleh seorang muslim atau mimpi yang di perlihatkan kepadanya". (Hadits Riwayat Ibnu Majah).

Yang perlu diperhatikan adalah tidak semua mimpi dapat dijadikan pertanda takwil atau tafsir terhadap mimpi merupakan hal tersendiri karena tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan demikian meskipun diperbolehkan pertanda dari mimpi ini tetap saja bukan hal pasti.

Sabahat baismi, disamping pertanda dari mimpi kita juga mengenal istilah firasat. Kita sering mendengar kata firasat kubro saat ada peristiwa tertentu firasat tidak semua salah. Ada firasat yang memang merupakan kelebihan dan ini dibenarkan oleh agama.

Tentunya orang-orang yang memilik firasat tajam adalah orang-orang pilihan yaitu orang-orang mukmin yang saleh. Rasulullah Saw. bersabda:

"Waspadalah terhadap firasat seorang mukmin. Sesungguhnya dia melihat dengan cahaya Allah". (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Thabrani).

Keistimewaan ini tentu tidak selalu berlaku bagi setiap mukmin. Firasat biasanya dimiliki orang-orang beriman yang terpilih, tidak sekedar ahli ibadah dan menjauhi maksiat. Lebih dari itu orang beriman yang diberi firasat biasanya menjaga terhadap hal-hal yang mubah atau dibolehkan.

Mereka cenderung tidak berlebihan meskipun hal itu boleh, misalnya tidak makan berlebihan, tidak tidur berlebihan, tidak bercanda berlebihan. Dengan kesucian batinnya, Allah akan mencerahkan mata hatinya untuk bisa memandang apa yang tidak bisa dipandang oleh orang lain.

Firasat ini bukanlah sesuatu yang bisa dibuat-buat. Biasanya firasat berasal dari hati yang tergerak untuk melakukan atau menjauhkan sesuatu. Umar bin Khatab Radiyallahu 'Anhu adalah salah seorang sahabat Nabi yang diperkenal dengan firasat yang tajam. Bahkan beberapa kali firasat dari Umar ini mendapat pembenaran dari Wahid. Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"Sungguh pada umat sebelum kalian terdapat orang-orang yang berfirasat tajam. Dan jika ada pada umatku, maka Umar lah orangnya". (Hadits Riwayat Bukhari).

Kesimpulan

Firasat mirip seperti karunia Allah yang diberikan kepada orang yang saleh, dengan demikian firasat juga bukan sesuatu yang bisa diklaim atau diakui sendiri. Terkadang kita mendapati sebagian orang yang dianggap punya firasat tajam sehingga sering menjadi tempat orang awam untuk bertanya, konsultasi bahkan meramalkan masa depan. Inilah yang dikenal di sebagian masyarakat dengan orang pintar.

Baca juga:

Orang seperti ini terkadang dianggap sebagai wali Allah, padahal amal ibadahnya tidak mencerminkan demikian bahkan jauh dari tuntunan Rasulullah Saw. Maka dapat dipastikan apa yang keluar dari mulutnya bukanlah firasat seorang mukmin yang sholeh tapi lebih tepat merupakan ramalan-ramalan yang menyesatkan.

Sahabat baismi, itulah penjelasan mengenai mitos sebagai kebenaran akan pertanda dan firasat yang sudah kita ketahui. Semoga dengan tulisan ini dapat menambah wawasan kita semua tentang sebuah pertanda atau pun firasat. Amin.